Pada
umumnya cokelat dibuat dengan tambahan gula, susu, dan bahan-bahan lain untuk
membuat rasa cokelat menjadi leih enak, sehingga membuat rasa choccolate bar menjadi enak
sekaligus merupakan penyumbang kalori. Oleh karena itu jika cokelat dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan, berat badan bisa naik. Cokelat sebenarnya mempunyai
kandungan gizi. Hanya saja, konsumsi cokelat berlebihan akan mengganggu
kesehatan.
Cokelat
dapat ditemui dalam bentuk cokelat batangan, cokelat permen, es krim dan
minuman cokelat, bisa juga cokelat yang telah diolah menjadi cake. Cokelat yang telah
disebutkan tadi berasal dari bijih cokelat yang diolah.
Cokelat
pertama kali ditemukan oleh bangsa Maya dan Aztek, rasa cokelat yang pahit menyebabkan
bangsa Aztek menyebutnya Xocol (artinya
pahit) dan Atl (berarti
air). Makanan lezat ini dulu dimanfaatkan sebagai bahan dasar saus dan minuman.
Tak
hanya itu, sejak dulu cokelat juga dimanfaatkan sebagai obat, Saat ini cokelat
juga mulai diusulkan untuk dijadikan obat penyakit-penyakit kronik. Setelah
dieksplorasi lebih lanjut oleh American
Health Foundation, New York, efek cokelat terhadap pencegahan
penyakit jantung disebabkan peran flavonoid di dalamnya, khususnya catechin, epicatechin, dan procyanidin yang mempunyai
aktivitas antioksidan. Antioksidan ini bersifat LDL, yang selanjutnya berkaitan
dengan penurunan resiko penyakit jantung. Selain itu, efek antioksidan cokelat
juga dikatakan dapat menghambat aktivitas zat karsinogenik.
Flavonoid
yaitu zat yang mempunyai aktivitas biologi tertentu yang banyak dijumpai di
tumbuhan, yang juga ditemukan di dalam cokelat yang berfungsi sebagai
antioksidan. Kandungan flavonoid dalam 100 gram cokelat susu adalah 170 mg,
jumlah ini paling tinggi dibandingkan dengan teh hitam, anggur merah, jus cranberry dan apel.
Begitupun
dengan tempe. Tempe juga mempunyai kandungan flavonoid yang tinggi, namun
kandungan flavonoid yang ada di dalam tempe berbeda, yaitu isoflavon. Isoflavon
yang mempunyai efek kerja seperti esterogen adalah genistein, daidsein,
biochanin A, formononetin. Sedangkan kandungan flavonoid cokelat adalah
flavonol yang menurunkan catechin, epicatechin dan procyanidin.
Kandungan
antioksidan ini pada cokelat hitam lebih tinggi daripada di dalam cokelat susu.
Penyebabnya, kandungan yang terdapat di dalam cokelat susu menghambat
penyerapan flavonoid. Dalam suatu penelitian yang mengevaluasi antioksidan
dalam cokelat, subjek penelitian diminta mengkonsumsi 3 ons cokelat hitam chips yang kira-kira setara
dengan 85 gram. Pada hasil evaluasi darah, ditemukan antioksidan dan flavonoid
meningkat disertai komponen oksidan yang menurun.
Saat
ini cokelat yang kita dapati tidak lagi terasa pahit dan berwarna cokelat
kehitaman, tetapi juga putih. Cokelat putih dibuat dari lemak cokelat yang
diolah dengan ditambah gula, susu, lesitin dari susu kedelai, dan flavouring (bumbu rasa dan
bau). Karena bahan aktif adanya di dalam bubuk cokelat,sedangkan cokelat putih
asalnya dari lemak cokelat, maka cokelat putih tidak mengandung zat aktif.
Termasuk juga khasiat sebagai antioksidan kuat dari cokelat hitam tidak
dimiliki oleh cokelat putih.
Selain
cokelat putih di pasaran juga kita jumpai cokelat masak (baking chocolate) yaitu
cokelat untuk campuran dalam pengolahan makanan, misalnya kue, cake, es krim,
dll. Cokelat masak ini lebih murni dibandingkan dengan cokelat hitam. Kita
dapat memilih cokelat masak yang mengandung gula atau yang tidak. Tentu
saja,penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
Fungsi penglihatan
dalam penelitian yang dilakukan sebuah
universitas di inggris, penglihatan para responden meningkat 17 persen dalam
hal kondisi cahaya kontras. peningkatan ini terjadi setelah mereka mengkonsumsi
cokelat hitam.
kandungan flavonoid dalam cokelat hitam ternyata dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, termasuk ke bagian mata. retina memerlukan banyak energi, tetapi kerap kekurangan suplai darah. flavonoid akan meningkatkan fungsi periferal pembuluh darah ke bagian mata sehingga fungsi penglihatan pun semakin baik.
kandungan flavonoid dalam cokelat hitam ternyata dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, termasuk ke bagian mata. retina memerlukan banyak energi, tetapi kerap kekurangan suplai darah. flavonoid akan meningkatkan fungsi periferal pembuluh darah ke bagian mata sehingga fungsi penglihatan pun semakin baik.
Lemak
cokelat, baik tidak ?
Cokelat
hitam pada umumnya mengandung 33% asam oleat (yang termasuk lemak baik/lemak
tidak jenuh tunggal), 25% asam palmitat (lemak jenuh) dan 33% asam stearat.
Asam lemak stearat termasuk jenis asam lemak jenuh, yang oleh beberapa pakar
diklaim bersahabat terhadap jantung. Hal ini dibuktikan dari suatu penelitian
besar (metaanalisis) yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa asam lemak stearat
pada cokelat tidak menurunkan HDL ataupun meningkatkan kadar LDL. Beberapa
penelitian mencoba menjelaskan mekanisme yang menguntungkan itu dengan
mengaitkan terhadap penyerapannya yang rendah, yang selanjutnya akan
dikeluarkan bersama kotoran. Meskipun terbukti berhasil pada perubahan kadar
lemak darah, tetapi sesungguhnya efek asam stearat terhadap pencegahan penyakit
jantung dan stroke masih diperdebatkan pada berbagai publikasi ilmiah. Peran
terhadap penyakit jantung terutama disebabkan kadar LDL yang turun sehingga
mencegah pembentukan plak pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
Khasiatnya
masih menanti pembuktian
Khasiat
cokelat rupanya sangat menarik untuk dipahami, diantaranya manfaat coklat dapat
melebarkan diameter (vasodilatasi) pembuluh darah, yang sering dihubungkan
dengan manfaat menurunkan tekanan darah. Sayangnya, untuk khasiat yang satu ini
kita harus menunggu penelitian yang dapat membuktikannya. Teori lain yang
melawan manfaat penurunan tekanan darah adalah zat kafein di dalam cokelat
disinyalir bisa meningkatkan tekanan darah.
Cokelat
juga dihubungkan dengan kemampuannya menekan reaksi radang dalam tubuh. Khasiat
lain diperankan oleh theobromin yang terkandung di dalam cokelat. Theobromin
ini bekerja di ujung saraf sensorik vagus untuk menekan batuk. Artinya cokelat
mungkin bisa menyembuhkan batuk.tetapi lagi-lagi pembuktian ilmiahnya masih
ditunggu. Cokelat putih tidak mengandung komponen theobromin, sehingga tidak
memiliki peran obat batuk tersebut.
Sisi
lain yang sering disoroti adalah efek aphrodisiac
dari cokelat yang oleh bangsa Aztek diyakini manfaatnya. Penjelasan ilmiahnya
dihubungkan dengan kandungan feniletilamin dan serotonin. Kedua zat tersebut
sebenarnya secara alami terdapat di otak, yang dilepaskan ke system saraf pada
saat gembira seperti pada saat jatuh cinta. Ternyata wanita lebih rentan
terhadap efek ini daripada pria.
Kesimpulannya
mengkonsumsi cokelat selain mendapat kenikmatan, banyak manfaat yang bisa
diharapkan. Tetapi jika konsumsinya berlebihan makan berlebihan juha kalori
yang masuk. Jangan lupa untuk mencermati informasi gizi di setiap kemasan agar
dapat mengukur asupan.
Mengkonsumsi
100 gram cokelat dapat meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali
lipat. Oleh karena itu orang-orang yang rentan terhadap penyakit ginjal
sebaiknya waspada. Barengi dengan minum air yang banyak sehabis makan coklat.
Dari artikel diatas maka dapat di lihat bahwa Saat ini cokelat juga mulai diusulkan untuk dijadikan obat penyakit-penyakit kronik. Setelah dieksplorasi lebih lanjut oleh American Health Foundation, New York, efek cokelat terhadap pencegahan penyakit jantung disebabkan peran flavonoid di dalamnya. dari struktur flavonoid pada coklat, gugus fungsi bagian mana yang mampu menurunkan resiko serangan jantung jika seseorang mengkonsumsi coklat tersebut?
BalasHapusthank's before
balas :)
Senyawa fenolik yang terbentuk pada biji kakao, ketika dilakukan proses pemeraman dan pengeringan, mempunyai cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil (OH), yang cenderung mudah larut dalam pelarut organik atau air.
BalasHapusDari sekian banyak senyawa fenolik yang ada di alam, flavonoid merupakan golongan terbesar, disusul fenolmonosiklik sederhana, fenilpropanoid, dan kuinon fenolik. Di alam, senyawa fenolik kerap dijumpai terikat pada protein, alkanoid, dan terdapat di antara terpenoid.
Aktivitas flavonoid sebagai antioksidan sudah tak diragukan lagi. Menurut Shahidi dan Naczk dalam bukunya berjudul Food Phenolics: Sources, Chemistry, Effects and Applications, flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya.
Pemberian atom hidrogen ini akan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan seluler. Hal senada dikatakan oleh Kandaswami dan Middleton (1997), bahwa flavonoid dapat bertindak sebagai quencer oksigen singlet dan sebagai chelator logam.
Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu, radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang.
Aktivitas flavonoid yang demikian menjadi kekuatan yang ampuh dari cokelat untuk menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL), yang menyebabkan darah bisa mengental. Selanjutnya dapat mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
Peranan flavonoid yang demikian itu dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya dapat mengurangi risiko serangan jantung koroner dan stroke.
Terjadinya penyakit jantung koroner, secara umum, dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu inisiasi, progresi, dan terminasi. Tahap inisiasi ditandai dengan terjadinya luka pada lapisan endothelium pada pembuluh darah. Pada tahap progresi, bagian yang luka tersebut menyebabkan terjadinya penimbunan kolesterol yang selanjutnya membentuk sumbatan (plaque) di dalam pembuluh darah.
Bila penimbunan kolesterol ini berjalan terus, dapat menyebabkan sumbatan makin besar dan darah susah mengalir. Pada saat terjadi penyumbatan ini, masuklah ke tahap terminasi yang ditandai dengan terjadinya trombosis (pembuluh darah tersumbat), kerusakan otot jantung, dan akhirnya kematian.
coklat berasal dari biji kakao, sehingga bentuk isolasi dan karakterisasi senyawa flavonoid dari biji kakao (Theobroma cacao) telah dilakukan dengan metoda maserasi menggunakan pelarut metanol, dan fraksinasi dengan menggunakan n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat dikromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan n-heksan : etil asetat : metanol sebagai fasa gerak secara SGp (Srep Gradien polarity). Senyawa hasil isolasi berupa serbuk padat bewama kuning dan memperlihatkan positif terhadap flavonoid setelah dilakukan shinoda test, serta memberikan noda tunggal setelah di Krr pada berbagai komposisi eluen.
BalasHapusFlavonol adalah senyawa yang diambil dari biji kakao dan menghasilkan asam nitrat dalam tubuh. Asam nitrat membantu mengendurkan dinding pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
BalasHapusstruktur dari flavonl itu sendiri dapat dilihat pada link berikut :
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR68G53EOBms2fecqn3ctmkXvU8Bcr9D6Ut88GJrxyzwYtGKwsuNA