Jumat, 19 Oktober 2012

identifikasi isoflavon


Kedelai telah menunjukan beberapa keuntungan kesehatan yang disebabkan karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan kandungan fitokimianya. Kedelai tidak hanya kaya protein, tetapi mengandung mineral yang berguna seperti, kalsium, besi, dan serat terlarut. Protein kedelai memenuhi kebutuhan  protein pada manusia.  Protein dan isoflavon dari kedelai telah terbukti menurunkan resiko penyakit jantung dan sebagai antikanker.
            Isoflavon merupakan bagian dari kelompok flavonoid. Isoflavon ditemukan sebagian besar pada kacang kedelai dan memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan hormon estrogen.  Isoflavon utama yang ditemukan pada  kacang kedelai adalah genistein dan daidzein. Karena strukturnya yang mirip dengan estrogen dan dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen lain, isoflavon dari kedelai sering digunakan sebagai fitoestrogen (McCuey, 2004)
           
Struktur  isoflavon kedelai yang mirip dengan estrogen dan kemudahannya untuk berinteraksi dengan estrogen reseptor membuat isoflavon ini diduga bermanfaat dalam mengatasi sistem somatik, perasaan, dan hal-hal yang berhubungan dengan menopause. Mengkonsumsi suplemen fitoisoflavon telah terbukti dapat berpengaruh pada gejala premenopause.  Isoflavonoid dari kedelai juga berpotensi sebagai sarana alternatif dalam terapi kesehatan jangka panjang yang berhubungan dengan menopause dan khususnya osteoporosis (McCuey, 2004).
             Isoflavon ini boleh dibilang hanya terdapat pada kedelai saja. Isoflavon ini berfungsi melakukan regulasi untuk menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker prostat.  Selain berfungsi untuk mencegah kanker prostat, biji kedelai juga berfungsi untuk menurunkan resiko terkena penyakit jantung, diabetes, ginjal dan osteoporosis (Asih, 2009). Karena begitu pentingnya fungsi tanaman ini, serta dugaan terhadap adanya senyawa golongan isoflavon yang dikandung, maka pada penelitian ini dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa golongan isoflavon dari biji kedelai (Glycine max).
            Proses identifikasi isoflavon pada kedelai dimulai dengan pengumpulan bahan, kemudian penyederhanaan bentuk bahan dengan mengubah biji menjadi bentuk serbuk. Serbuk ini kemudian dimaserasi yaitu perendaman dengan pelarut, maserasi dilakukan untuk mengeluarkan bahan aktif dari serbuk simplisia. Teknik maserasi dipilih karena peralatan yang digunakan sederhana, dan tidak memerlukan keahlian dari praktikan. Dengan teknik maserasi bahan aktif dapat diperoleh dari simplisia dengan maksimal, karena perendaman yang dilakukan lebih dari satu hari. Teknik lanjutan setelah maserasi yang digunakan adalah kromatografi kolom lambat, metode ini dipilih karena dengan metode ini akan didapat fraksi-fraksi yang akan membantu dalam analisis selanjutnya.  Selanjutnya adalah pemisahan dengan kromatografi lapis tipis (KLT), metode ini dilakukan untuk memisahkan senyawa isoflavon yang ada dalam fraksi hasil kromatografi kolom. Dengan metode ini didapatkan harga Rf yang spotnya dapat diperjelas dengan penampak bercak dan dilihat dibawah sinar UV.

1 komentar:

  1. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa isoflavon berdasarkan metode geseran spektrum?

    BalasHapus