Kedelai telah menunjukan beberapa
keuntungan kesehatan yang disebabkan karena kandungan nutrisinya yang tinggi
dan kandungan fitokimianya. Kedelai tidak hanya kaya protein, tetapi mengandung
mineral yang berguna seperti, kalsium, besi, dan serat terlarut. Protein
kedelai memenuhi kebutuhan protein pada manusia. Protein dan
isoflavon dari kedelai telah terbukti menurunkan resiko penyakit jantung dan
sebagai antikanker.
Isoflavon merupakan bagian dari kelompok flavonoid.
Isoflavon ditemukan sebagian besar pada kacang kedelai dan memiliki struktur
kimia yang hampir sama dengan hormon estrogen. Isoflavon utama yang
ditemukan pada kacang kedelai adalah genistein dan daidzein. Karena
strukturnya yang mirip dengan estrogen dan dapat berinteraksi dengan reseptor
estrogen lain, isoflavon dari kedelai sering digunakan sebagai fitoestrogen
(McCuey, 2004)
Struktur
isoflavon kedelai yang mirip dengan estrogen dan kemudahannya untuk
berinteraksi dengan estrogen reseptor membuat isoflavon ini diduga bermanfaat
dalam mengatasi sistem somatik, perasaan, dan hal-hal yang berhubungan dengan
menopause. Mengkonsumsi suplemen fitoisoflavon telah terbukti dapat berpengaruh
pada gejala premenopause. Isoflavonoid dari kedelai juga berpotensi sebagai
sarana alternatif dalam terapi kesehatan jangka panjang yang berhubungan dengan
menopause dan khususnya osteoporosis (McCuey, 2004).
Isoflavon ini boleh dibilang hanya terdapat pada kedelai saja. Isoflavon
ini berfungsi melakukan regulasi untuk menghambat pertumbuhan kanker terutama
kanker prostat. Selain berfungsi untuk mencegah kanker prostat, biji
kedelai juga berfungsi untuk menurunkan resiko terkena penyakit jantung,
diabetes, ginjal dan osteoporosis (Asih, 2009). Karena begitu pentingnya fungsi
tanaman ini, serta dugaan terhadap adanya senyawa golongan isoflavon yang
dikandung, maka pada penelitian ini dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa
golongan isoflavon dari biji kedelai (Glycine max).
Proses identifikasi isoflavon pada kedelai dimulai dengan pengumpulan bahan,
kemudian penyederhanaan bentuk bahan dengan mengubah biji menjadi bentuk
serbuk. Serbuk ini kemudian dimaserasi yaitu perendaman dengan pelarut,
maserasi dilakukan untuk mengeluarkan bahan aktif dari serbuk simplisia. Teknik
maserasi dipilih karena peralatan yang digunakan sederhana, dan tidak
memerlukan keahlian dari praktikan. Dengan teknik maserasi bahan aktif dapat
diperoleh dari simplisia dengan maksimal, karena perendaman yang dilakukan
lebih dari satu hari. Teknik lanjutan setelah maserasi yang digunakan adalah
kromatografi kolom lambat, metode ini dipilih karena
dengan metode ini akan didapat fraksi-fraksi yang akan membantu dalam analisis
selanjutnya. Selanjutnya adalah pemisahan dengan kromatografi lapis tipis
(KLT), metode ini dilakukan untuk memisahkan
senyawa isoflavon yang ada dalam fraksi hasil kromatografi kolom. Dengan metode
ini didapatkan harga Rf yang spotnya dapat diperjelas dengan penampak bercak
dan dilihat dibawah sinar UV.
Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa isoflavon berdasarkan metode geseran spektrum?
BalasHapus